Ekbis

Menuju IKN, Direktur Investasi Pelindo Cek Ricek Tiga Pelabuhan di Balikpapan

Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto beserta rombongan saat melihat dari dekat fasilitas Pelabuhan Semayang, Kamis (7/4/2022) (foto:kotaku.co.id/chandra)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di sebagian wilayah Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian wilayah lainnya di Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, dijadwalkan akan dimulai tahun 2024. Terkait itu, maka penting bagi PT Pelindo (Persero) mempersiapkan pelabuhan yang akan melayani kedatangan kapal angkutan material pembangunan IKN beserta layanan bongkar muatnya. Persiapan itu sejalan dengan penunjukkan Pelindo oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, sebagai BUMN yang membangun pelabuhan, bagian dari proyek strategis nasional. “Jadi Pelindo mendapat penugasan dari Bappenas. Ada lima proyek (pelabuhan) strategis nasional yang baru yakni IKN, Ambon New Port, Pantoloan, Biak dan Tanjung Carat Sumatera Selatan. Dari kelima itu, kami buat (daftar) skala prioritas. Yang sudah dikerjakan studi (kelayakan) Ambon New Port dan Tanjung Carat. Nah IKN juga sedang dikerjakan studinya,” jelas Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto saat kunjungan kerjanya ke Balikpapan, Kamis (7/4/2022).

Lanjut dia menerangkan, membangun IKN juga perlu tempat untuk bongkar muat material konstruksi. “Sehingga harus tepat akan diarahkan ke pelabuhan mana. Hari ini saya baru memotret pelabuhan mana yang cocok,” ulasnya.

Baginya, pelabuhan yang dapat mendukung kelancaran proyek pembangunan IKN dan menjadi pelabuhan paling ideal yakni Terminal Peti Kemas Kariangau yang dikelola PT Kaltim Karingau Terminal (KKT) perusahaan konsorsium antara Pelindo dan Pemerintah Provinsi Kaltim.

Itu karena akses menuju kawasan IKN lebih dekat dari pelabuhan tersebut. Yakni melalui Jembatan Pulau Balang.

Lebih dari itu, lokasi Terminal Peti Kemas Karingau juga berdekatan dengan pintu masuk Jalan Tol Balikpapan. Kemudahan konektivitas tersebut menjadi jaminan bahwa pelabuhan tersebut paling layak mendukung pembangunan IKN.

“Jadi tinggal optimalisasi pelabuhan yang ada,” sahutnya. Itu artinya, akan ada investasi tambahan untuk mendukung layanan. “Pasti. Yang jelas setiap investasi didukung dengan kajian kelayakan,” ulasnya kemudian.

Kendati Terminal Peti Kemas Kariangau dipandang paling potensial mendukung pengembangan IKN namun keberadaan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan Terminal Khusus (Tersus) yang tidak dilengkapi legalitas berpotensi menjadi pesaing bagi Pelindo. “Khusus TUKS dan Tersus yang tidak berizin kami hanya ingin mendorong (Kementerian) Perhubungan agar memiliki semangat yang sama seperti yang diinginkan presiden bahwa tidak ada pendapatan sekecil apapun yang lolos (tidak masuk kas negara, Red). Sedangkan bagi Pelindo semua pendapatan dari setiap pelayanan yang diberikan tercatat, tidak ada yang disembunyikan apalagi semua dilakukan secara digital. Kalau dikelola oleh Pelindo maka kami memberikan kepada negara dalam bentuk deviden,” jabarnya.

Disinggung pengembangan pelabuhan lainnya di Balikpapan yang juga dikelola Pelindo masing-masing Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Kampung Baru, dalam rangka menyongsong IKN, Boy karib ia disapa memberi gambaran.

“Ketika mengembangkan pelabuhan, aksesnya harus bagus. Pelabuhan Semayang kalau ingin dikembangkan ternyata aksesnya tidak bisa 24 jam karena (ada aturan) jam edar truk. Tapi Pelabuhan Semayang bukan tidak mungkin dikembangkan melainkan punya segmen khusus dan market tertentu. Seperti (layanan eksisting) terminal penumpang, kapal RoRo dan general cargo,” terangnya penuh semangat. Untuk layanan general cargo masih menurut dia, Pelabuhan Semayang juga didukung Pelabuhan Kampung Baru.

Yang lebih menarik sambung Boy didampingi General Manager (GM) Pelindo Regional IV cabang Balikpapan H Iwan Sjarifuddin, pengembangan Pelabuhan Semayang cocok untuk dijadikan pusat kegiatan offshore lantaran memiliki fasilitas dermaga yang memadai dan secara geografis dekat dengan lokasi pengeboran minyak dan gas.

“Ini proyek insidentil tapi kalau Pelindo Balikpapan mendapatkan market itu biasanya langsung menutup investasi dalam waktu cepat,” pungkasnya. (*)

To Top