KOTAKU, BALIKPAPAN-Desainer Indonesia, Agnes Linggar Budhisurya mengapresiasi generasi muda berbakat bidang tata busana.
Ia meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dan stakeholder lainnya terus mendukung anak muda Kota Balikpapan,untuk terus berkarya.
Khususnya, dua pelajar SMK Negeri 4 Kota Balikpapan, yakni Meidifa Maulidiya dan Nur Fadia Fildzah, yang telah mengharumkan nama Indonesia di ajang Front Row Paris 2023, belum lama ini.
“Bagus banget. Inilah bibit-bibit yang perlu dibina dan didukung,” ujar Agnes Linggar Budhisurya, ditemui dalam acara penutupan Balikpapan Fashion Week (BFW) 2023 yang dipusatkan di atrium Pentacity Balikpapan Super Blok (BSB), Minggu (29/10/2023).
BFW 2023 satu dari sekian banyak rangkaian ajang Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Zone Investment Forum 2023.
ALKI II Zone Investment Forum merupakan ajang promosi 11 provinsi yang ada di dekat jalur ALKI II yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan di Grand Jatra Hotel Balikpapan Superblock (BSB). Digelar selama sepekan, mulai 24-29 Oktober 2023. Ajang tersebut juga dihadiri para delegasi negara calon investor.
Sebagai rangkaian, digelar pameran produk yang juga diikuti 11 provinsi bertajuk Nusakraf 2023, yakni Expo Ekonomi Kreatif Nusantara 2023.
Nusakraf 2023 dipusatkan di atrium e-Walk, BSB. Digelar selama lima hari, mulai 25-29 Oktober 2023.
Adapun Balikpapan Fashion Week 2023 digelar di atrium Pentacity BSB selama tiga hari, yakni 27-29 Oktober 2023.
Penutupan BFW 2023 secara resmi dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Balikpapan H Muhaimin, yang hadir bersama para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Balikpapan.
Menandai berakhirnya BFW digelar peragaan busana menampilkan berbagai koleksi. Peragaan busana tersebut sekaligus menutup seluruh rangkaian ALKI II Zone Investment Forum.
Agnes Linggar Budhisurya salah satu dari sejumlah desainer ternama Indonesia yang hadir memeriahkan BFW 2023.
Lanjut Agnes, sapaan akrabnya menerangkan, bibit-bibit desainer Kota Balikpapan masih terbilang muda, namun memiliki bakat yang luar biasa.
Sehingga perlu terus mendapat perhatian dari semua kalangan agar karyanya bisa merambah dunia internasional.
“Saya kasih acungan jempol terhadap karyanya. Memang bagus banget.
Saya melihat kreasinya tercermin dari busana karya mereka. Pengerjaannya cukup rapi, artistik dan paduan warnanya sangat bagus,” ungkapnya.
Ia menerangkan, rasa atau selera dalam dunia fashion memang subjektif.
Namun perpaduan warna dan bentuk desain sebuah karya busana, menentukan penilaian setiap orang terhadap suatu karya busana.
“Misalnya saya membuat (busana) yang warnanya kontras. Enggak apa-apa, karena warna itu sangat berbicara. Memang butuh passion (gairah) dalam membuat suatu karya,” ungkapnya.
Ia meyakini, banyak anak muda yang berbakat dan akan berkembang, masa mendatang.
Namun, ia juga melihat bahwa para desainer muda di luar Pulau Jawa, mengalami kesulitan untuk berkiprah di dunia mode.
“Makanya perlu pembinaan dari kami. Seperti Indonesia Fashion Week tahun lalu, ada rekanan kami yang membina desainer muda dari Gorontalo. Hasilnya sekarang bagus sekali.
Jadi yang penting itu masukan dari dunia luar (peran swasta dan pemerintah). Untuk mendukung para desainer muda,” pungkasnya. (*)
