Ekbis

Pacu Peluang Pasar, UMKM Kaltim Perlu Pendampingan dan Digitalisasi

webinar Road to IDC AMSI 2021, sesi Kaltim (foto:kotaku.co.id/ist)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Digitalisasi dalam usaha skala mikro, kecil dan menengah perlu terus ditingkatkan untuk melangsungkan usaha dan menyokong perekonomian dalam kondisi pandemi saat ini. Hal tersebut menjadi bahasan utama webinar Road to IDC AMSI 2021, sesi Kaltim yang berlangsung secara virtual, Senin (15/11/2021).

Webinar yang mengambil tema “Digitalisasi UMKM, Solusi Jitu Membangkitkan Ekonomi Kaltim” ini dipandu Dosen Universitas Balikpapan Andi Suraya Mappangile dan menghadirkan pembicara utama Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Kaltim HM Aswin. Dalam paparannya ia menyampaikan, peran UMKM dalam pembangunan daerah menjadi harapan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Hal itu terlihat pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2021 triwulan kedua mencapai 5,78 persen mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, hanya 2.85 persen,” ungkapnya.

Pertumbuhan ekonomi ini berdampak pada penurunan tingkat pengangguran dari 6,87 persen menjadi 6,81 persen. “Ekonomi Kaltim stabil selama masa pandemi,” ujarnya.

Hanya saja ia mengatakan upaya mengembangkan digitalisasi UMKM belum banyak yang mendapatkan dukungan karena program daerah ini kurang mendapatkan dukungan. Penyebabnya jalur dan programnya belum terakomodir melalui pemerintahan pusat.

Ia berharap pemerintah pusat memberikan perhatian dan terus melakukan sinkronisasi antara program pusat melalui kementerian dengan memperhatikan tingkat produktivitas daerah.

Sementara itu narasumber kedua Pemimpin Divisi Kredit dan Konsumer Bank Kaltimtara Taufik Culrakhman menyampaikan keberadaan UMKM dalam pertumbuhan ekonomi menjadi penting, meski dalam dua dekade belum mengalami perubahan. “Perlu memahami dan memenuhi kebutuhan UMKM dalam kondisi pandemi,” ujarnya.

Dukungan perlu terus diberikan karena UMKM termasuk sektor yang rawan dari goncangan selama masa pandemi, baik dari segi penawaran dan permintaan. Ia menyampaikan dari 64,2 juta atau 13 persen pelaku usaha UMKM telah memanfaatkan marketplace atau bisnis secara online, masih terdapat 77,7 persen pelaku UMKM belum dapat memaksimalkan pasar secara online. “Hal itu tidak terlepas dari kesiapan, optimisme dan kompetensi para pelaku UMKM,” katanya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Darmansjah M Prijanto sebagai narasumber ketiga saat sesi paparan menambahkan banyak UMKM memiliki produk berdaya saing, namun tidak mampu melakukan ekspor karena tidak memiliki akses, strategi dan pengetahuan, serta keterampilan yang memadai untuk menembus pasar ekspor. Tidak hanya itu, permintaan pasar global yang meningkat, kadang terkendala pembiayaan untuk peningkatan produksi.

Pages: 1 2

To Top