
Dia menjelaskan kala itu, Rahmad Mas’ud yang menetap di Balikpapan Kota, dianggap akan menggunakan hak pilih di wilayah tersebut. Sehingga petugas di Balikpapan Barat tidak melakukan Coklit bahkan dicoret dari daftar. Belakangan diketahui, Rahmad Mas’ud akan menggunakan hak suaranya sesuai tempat tinggal yang tertera di KTP yakni di Balikpapan Barat. Sehingga petugas di Balikpapan Kota tidak melakukan pendataan.
“Alhasil beliau tidak masuk DPT. Kami tidak ingin terulang lagi makanya kami hadir langsung,” pukaunya.
Sementara itu, sejak gerakan Coklit dimulai 18 Juli 2020 lalu bergulir hingga kini, pemuktahiran data sudah mencapai 50 persen dari total 481 ribu pemilih hasil sinkronisasi Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) dan DPT terakhir yakni Pilpres dan Pileg 2019 lalu. “Target kami melampaui batas karena setiap hari PPDP (Petugas Pemuktahiran Data Pemilih, Red) ditarget tiga rumah. Ternyata ada sebagian RT yang sudah 100 persen rampung Coklit,” gebunya.
Meski begitu tidak sedikit kendala yang dihadapi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. “Tidak semua orang mau menerima saat didatangi petugas, bahkan ada yang sama sekali tidak mau. Seperti di apartemen Pertamina, sampai sekarang kami belum bisa tembus,” ungkapnya.
Secara akurasi dia menyebut, penolakan itu disampaikan langsung manajemen PT Pertamina (Persero). “Mereka mau lewat telepon, video call, menghindari tatap muka. Masalahnya kami harus menyerahkan AA1 (tanda bukti pendaftaran pemilih, Red) dan menempel stiker. Ini kesulitan kami, sampai sekarang belum dapat solusi, kami harus menghadirkan Bawaslu untuk penyelesaian,” paparnya kemudian.
Ia berharap adanya jalan keluar karena sejumlah penghuni apartemen tersebut masuk dalam data base KPU Balikpapan. “Kami ingin memastikan saat ini, berapa orang dalam tiap KK penghuni yang masih eksis dalam data kami,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang, Rahmad Mas’ud mengatakan proses Coklit yang diikuti terbilang singkat. Dari situ dapat dipastikan, ia dan keluarga terdaftar sebagai pemilih di RT 4 Baru Tengah.
“Ada tiga yang memperoleh hak suara. Saya, istri dan anak pertama,” gebunya. Ia pun berharap, melalui kegiatan tersebut masyarakat yang memiliki hak suara terdata dengan baik diikuti dengan semangatnya menggunakan suaranya memilih. (*)
