
Salah seorang perwakilan orangtua pegawai Pegadaian, Sintong Sitompul (61 tahun) menyampaikan terima kasih karena telah memperhatikan para orangtua pegawai, lansia hingga pensiunan untuk mendapatkan vaksin terlebih dahulu. Sintong menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu takut ataupun ragu untuk divaksin, karena menurutnya tidak ada efek samping seperti rasa sakit ataupun nyeri seuai vaksin diberikan.
“Setelah vaksin diberikan dan menunggu sekitar 30 menit, saya tidak merasakan sakit, ataupun nyeri, sehingga masyarakat tidak perlu ragu ataupun takut untuk divaksin. Selain itu pelayanannya bagus, cepat dan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ucap Sintong Sitompul.
Ya, kegiatan Sentra Vaksinasi Bersama dilakukan untuk mendorong percepatan program vaksinasi nasional mulai Senin 8 Februari 2021 dengan target penyuntikan satu juta vaksin per bulan. Vaksinasi difokuskan bagi para lansia yang memiliki KTP DKI Jakarta.
“Percepatan vaksinasi nasional dilakukan demi mewujudkan Indonesia Sehat sesegera mungkin. Dalam kondisi seperti ini, kolaborasi dan sinergi antar lembaga pemerintah dan daerah perlu berjalan cepat dan strategis. Ini momen krusial agar kita semua bisa mempercepat program Indonesia Sehat demi mendukung Indonesia Bekerja. Lansia sebagai yang paling rentan harus didahulukan,” ujar Menteri BUMN, Erick Thohir kala itu.
Kementerian BUMN menjadi lokomotif hadirnya Sentra Vaksinasi Bersama ini untuk mempermudah akses bagi publik serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah. Rencananya Sentra vaksinasi Covid-19 akan dilakukan juga di kota-kota lain yang membutuhkan percepatan.
“Sama seperti dilakukan di DKI Jakarta, kami juga akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah yang membutuhkan percepatan dan tentunya melibatkan Kementerian Kesehatan,” tambah Erick.
Erick juga menghimbaun agar masyarakat waspada terhadap pemberitaan hoaks yang banyak beredar. Masyarakat diminta untuk tidak langsung cepat percaya, sehingga harus mencari informasi ataupun membaca dari sumber-sumber resmi terlebih dahulu. (*)
