
KOTAKU, BALIKPAPAN-Rencana penerapan tarif untuk Balikpapan City Trans, angkutan umum dengan skema Buy The Service yang diprakarsai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum terealisasi.
Sebelumnya, penetapan tarif direncanakan berlaku mulai Oktober 2024. Namun penetapan tarif resmi ini masih menunggu keputusan dari Kemenhub dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Terkait itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan Adwar Skenda Putra berharap tarif sudah bisa diberlakukan Oktober. Namun, karena penetapan tarif merupakan kewenangan pemerintah pusat, maka keputusan ini masih ditunda. “Kami ingin tarif sudah berjalan Oktober, tapi karena menunggu keputusan dari pusat, kami masih sabar menunggu,” jelas Edo sapaan akrab Adwar Skenda Putra.
Disebutkan, saat ini, Balikpapan City Trans masih beroperasi secara gratis untuk masyarakat. Menurut dia, survei terkait penggunaan layanan ini sudah selesai, namun tarif baru bisa diterapkan setelah keputusan resmi keluar dari dua kementerian terkait.
Lanjut dia menerangkan, berdasarkan hasil survei, tarif yang diusulkan berkisar antara Rp5 ribu hingga Rp6.500 per perjalanan.
Tarif tersebut disesuaikan dengan biaya operasional bus yang saat ini masih menggunakan bahan bakar nonsubsidi.
“Kalau nanti bisa beralih menggunakan BBM bersubsidi, ada peluang tarif bisa lebih murah,” tambahnya.
Penetapan tarif ini juga dinilai penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai siapa saja yang secara rutin menggunakan layanan Balikpapan City Trans.
Menurut Edo, saat ini banyak pengguna yang mungkin hanya mencoba layanan atau menggunakannya untuk sekadar wisata. Dengan tarif resmi, Dishub Balikpapan dapat lebih memahami segmen pengguna yang menjadikan layanan ini sebagai moda transportasi harian. “Tarif akan membantu kami membedakan pengguna yang rutin memakai bus ini dengan mereka yang hanya ingin coba-coba,” katanya.
Selain menunggu kepastian tarif, Dishub Balikpapan juga tengah bersiap untuk menguji coba angkutan kota (Angkot) yang akan berfungsi sebagai Feeder atau penghubung bagi Balikpapan City Trans.
Kendaraan Feeder ini diharapkan bisa melayani rute-rute yang belum terjangkau oleh bus utama, memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat.
Uji coba melibatkan beberapa angkot lokal yang nantinya akan mendapatkan subsidi operasional dari pemerintah.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi umum di Balikpapan, Edo berharap Kemenhub terus mendukung operasional Balikpapan City Trans, terutama dengan penambahan armada bus untuk beberapa koridor utama.
Penambahan bus ini dianggap krusial untuk meningkatkan kapasitas dan kenyamanan pengguna. “Kami berharap Kemenhub bisa menambah armada agar layanan semakin optimal dan nyaman untuk masyarakat,” imbuhnya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Dishub Balikpapan untuk menjadikan transportasi publik sebagai pilihan utama masyarakat.
Dengan tarif yang jelas, jalur Feeder yang terintegrasi, serta dukungan armada yang memadai, Dishub berharap Balikpapan City Trans bisa menjadi solusi efektif untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah mobilitas warga kota.
Edo juga menegaskan, selain memberikan kenyamanan dan efisiensi, transportasi umum yang teratur dan terjangkau akan membantu mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
“Kami ingin mengajak warga Balikpapan untuk mulai beralih menggunakan transportasi umum, terutama dengan hadirnya layanan bus City Trans yang lebih modern dan terintegrasi,” tutupnya. (*)
