Awalnya (pengalaman donor) ada rasa pusing dan nyeri, tapi setelah terbiasa sudah tidak ada,” katanya.
Ada pengalaman unik yang dirasakannya, bila lupa jadwal donor darah. Yakni pusing. Ia telah menanyakan kondisi medisnya saat medical check-up dengan dokter dan tidak menemukan hal serius tentang fenomena itu.
“Kata dokter itu (semacam) sugesti saja. Tapi bagi saya, itu yang saya rasakan. Saya jadikan sebagai pengingat jadwal donor saja. Pengalaman orang mungkin berbeda-beda,” ungkapnya, sembari tersenyum.
Rencananya, PMI bersama Pemkot Balikpapan akan memberangkatkan Sapto Nugroho ke Jakarta untuk menerima penghargaan serupa dari pemerintah pusat, akhir tahun ini.
Selain Sapto Nugroho, PMI Kota Balikpapan juga memberi penghargaan kepada sosok Arbain Side, yakni pejabat yang dulunya aktif di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
Arbain Side juga rutin mendonorkan darahnya, sehingga diganjar penghargaan setelah 75 kali mendonorkan darahnya di PMI.
Peringatan Hari Donor Darah Dunia itu, dirangkai dengan berbagai kegiatan. Mulai dari pemberian penghargaan kepada para pendonor darah yang diserahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarti, didampingi Ketua PMI Kota Balikpapan Dyah Muryani dan Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Balikpapan Suriani.
Kegiatan itu juga dirangkai donor darah yang digelar di lantai satu Kantor PMI.
Andi Sri Juliarti mengatakan, dengan pertumbuhan penduduk Kota Beriman yang semakin masif, maka kebutuhan darah juga meningkat. Sehingga ia berharap warga yang datang ke Kota Balikpapan juga membiasakan diri untuk donor darah.
“Semoga saja banyak warga pendatang yang sudah biasa donor di daerah asalnya. Datanglah ke PMI yang ada di depan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan,” ucapnya.
