
KOTAKU, BALIKPAPAN-Geliat pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara membuat arus lalu lintas jalur tersebut ikut ramai dilalui kendaraan.
Hal itu menjadi tantangan bagi Jasa Raharja cabang Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimtara). Khususnya bidang pelayanan.
Hal itu diungkapkan Kepala Jasa Raharja cabang Kaltimtara Nasjwin di sela peringatan HUT ke 63 Jasa Raharja yang digelar di kantornya, Jalan Jenderal Sudirman Stalkuda Balikpapan, Senin (1/1/2024).
“Peluang (kasus) kecelakaan meningkat di jalur dari dan ke IKN. Meskipun jalanannya mulus, jangan sampai kenyamanan tersebut membuat lalai.
Ini merupakan tugas kami bersama stakeholder terkait untuk melakukan antisipasi,” jelas Nasjwin.
Antisipasi yang dimaksud dengan melakukan sosialisasi pentingnya keselamatan berkendara, menambah rambu jalan termasuk dan masih banyak lagi. Termasuk imbauan mengurangi kecepatan kendaraan di kawasan yang dianggap rawan.
“Seperti yang sedang disiapkan Forum Keselamatan Lalu Lintas dan Jasa Raharja Kaltimtara tergabung di dalamnya. Saat ini, sedang membentuk tim untuk memetakan kawasan rawan kemudian membuat pita kejut di jalan untuk mengurangi laju kendaraan yang melintas,” serunya.
Tantangan berikutnya, lanjut Nasjwin yakni meningkatkan kesadaran wajib pajak kendaraan bermotor dengan memberikan program yang dianggap tepat.
Ya, Jasa Raharja merupakan pelaksana jaminan sosial kecelakaan lalu lintas jalan. Program asuransi sosial yang dijalankan meliputi perlindungan terhadap risiko kecelakaan yang terjadi terhadap penumpang angkutan umum dan program perlindungan tanggung jawab kepada pihak ketiga yang berada di luar kendaraan yang menimbulkan kecelakaan.

Selain membayarkan santunan kecelakaan, Jasa Raharja juga memungut Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dari pemilik kendaraan. Yakni asuransi yang akan diberikan bagi korban kecelakaan lalu lintas. SWDKLLJ dibayarkan saat pembayaran pajak kendaraan bermotor di Samsat.
“Tahun 2023 kesadaran wajib pajak kendaraan bermotor mengalami peningkatan. Dari 39 persen menjadi 51 persen. Kami harapkan jumlah ini terus meningkat. Tentu saja, butuh sinergi yang harmoni dengan seluruh stakeholder,” jelasnya kemudian. (*)
