
KOTAKU, BALIKPAPAN-Astagafirullah…..!!!! Teriak Trisnawati saat menceritakan kondisi kali pertama dia mendapati kantor tempat bekerja yakni Sekretariat Bersama (Sekber) empat asosiasi kepelabuhanan yang terletak di Ruko Bandar, dalam keadaan berantakan, Selasa (29/3/2022) sekira pukul 09.00 Wita.
Keempat asosiasi tersebut masing-masing DPC INSA, DPC APBMI, DPC ALFI/ILFA dan DPC Aptrindo.
Teriakannya memecah keheningan pagi setibanya di depan kantornya. Suaranya menggema disertai derai tangis sontak menyita pekerja lain yang juga berkantor di kawasan tersebut. Apalagi saat itu, rerata pekerja baru saja tiba. Belum banyak yang beraktivitas. Sejumlah orang yang mendengarnya sejurus kemudian langsung merapat.
“Kantorku..,” tangis Tris sapaan akrabnya kala itu. Saat itu ia melihat pintu kantor yang berbahan kaca, dalam keadaaan pecah. “Aku pegang kunci pintu samping, aku masuk seperti biasa, sebelumnya enggak ada firasat apapun. Pas sampai depan pintu, pintu kacanya pecah, pecahan kacanya berserakan, aku langsung teriak,” jelasnya ditemui Selasa siang.
Setelah dikerumuni sejumlah pekerja sekitar, Tris langsung menunjukkan keadaan kantornya. Sejurus kemudian ia berlari menuju kantor pengelola untuk melaporkan kejadian.
“Assalamualaikum.. Assalamualaikum.. pak.. bu.. tolong.. kantor saya, yang paling ujung, dibobol,” ujarnya menirukan kalimat yang disampaikan kepada sejumlah pekerja di kantor pengelola kawasan.
Setibanya di depan kantor, bersama seluruh pasang mata, Tris kemudian menghubungi kapala staf kantor. Tris bersama pekerja kantor pengelola, memeriksa kondisi dalam kantornya.
Dan duarrr!!!! Bak disambar petir saat siang bolong, ia bersama yang lainnya mendapati kondisi ruangan dalam keadaan porak poranda. Dokumen berserakan seperti diterjang badai. Sejumlah laci meja dalam keadaan terbuka. Bahkan di antaranya ada yang rusak.
“Saya foto dan videokan kondisi kantor saat itu,” kenangnya. Selang beberapa menit kemudian, staf lainnya yakni Ervi, tiba. “Saya kaget, ada apa ini, kok ada orang ramai-ramai depan kantor,” ucapnya.
Ervi pun mempercepat langkahnya untuk masuk kantor. Melihat kejadian itu, Ervi langsung menghubungi salah seorang rekannya di kepolisian. Tak lama berselang, kepala staf Nunung Suhartinah yang akrab disapa Titin pun tiba. Bersamaan dengan itu, sejumlah polisi juga tiba di lokasi dan langsung melakukan penyelidikan.
Meja kerjanya yang porak-poranda, bahkan sejumlah laci dalam keadaan rusak akibat dibuka paksa Titin meyakini uang yang tersimpan di dalamnya raib. “Totalnya Rp10 juta. Uang itu untuk pembayaran gaji staf dan operasional,” akunya.
Bahkan uang pembayaran striker truk yang diperuntukkan bagi para sopir, ikut raib. Jumlahnya sekitar Rp600 ribuan. “Bahkan kwitansi pembayaran striker ikut diembat,” imbuh Ervi kemudian. Sejumlah laptop yang terletak di tiap meja, justru masih tertata rapi. Selanjutnya, Titin melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Balikpapan.
Terkait itu, Kasat Reskrim Polresta Balikpapan Kompol Rengga Puspo Saputro membenarkan adanya kejadian tersebut. “Bener ada laporan masuk tadi, saat ini dalam penyidikan dan olah TKP,” tutupnya. (*)

