
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Adhi Supriadi angkat bicara soal kondisi yang dihadapi perusahaan daerah air minum tersebut.
Adhi mengatakan PTMB menghadapi tantangan mulai pertumbuhan penduduk, kekurangan air bersih, hingga usia pipa yang sudah tua.
Dewan Pengawas PTMB melihat dari evaluasi pelayanan selama ini, terjadi gap atau jarak antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan pertumbuhan air baku.
Adhi menyebut pertumbuhan air baku terakhir dengan beroperasinya Waduk Teritip kapasitas 200 liter per detik pada tahun 2019.
“Artinya sekarang sudah ada gap lima tahun. Selama itu, ada pertumbuhan penduduk rata-rata dua persen per tahun ditambah dampak keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” kata Adhi.
Dia menambahkan, semakin banyak penduduk non KTP Balikpapan yang juga berebut mendapat layanan air bersih dari PTMB. Sementara ada gap besar antara pertumbuhan air baku dengan pertumbuhan penduduk.
“Sehingga mau tidak mau menjadi tantangan tersendiri bagi PTMB untuk mengoptimalkan apa yang ada sekarang,” ujarnya.
Misalnya optimalisasi produksi dan distribusi sembari mencari opsi penambahan air baku.
Salah satu yang menjadi harapan besar air baku yakni dari Bendungan Sepaku Semoi. Balikpapan berpotensi mendapat suplai 500-1.000 liter per detik.
“Sekarang proses berjalan, komunikasi dengan IKN maupun Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” sebutnya.
PTMB menargetkan tahap kajian penyusunan ini bisa rampung tahun depan. Kemudian pekerjaan fisik diharapkan bisa dilaksanakan secepat mungkin. Pekerjaan SPAM Sepaku Semoi menjadi kewenangan Kementerian PUPR.
“Karena ini berkaitan dengan IKN, kebutuhan anggaran juga sangat besar Rp1-2 triliun,” imbuhnya.
Ini sulit terealisasi jika hanya bergantung pada PTMB. Pihaknya mendorong agar ada percepatan dari pemerintah pusat.
“Terutama agar ini menjadi skala prioritas dan proyek strategis nasional,” tuturnya.
Terakhir, opsi jangka panjang dengan mengambil air baku dari Sungai Mahakam yang saat ini masih dalam kajian Intake Mahakam. (*)
