
KOTAKU, BALIKPAPAN-Pentingnya melestarikan alam, melatarbelakangi PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) V Balikpapan membangun rumah pembibitan mangrove beserta pusat penelitian berupa rumah kaca di kawasan hutan mangrove Kelurahan Margomulyo. General Manager (GM) Pertamina RU V Balikpapan Mulyono didapuk hadir untuk meresmikan kedua fasilitas tersebut. Digelar Kamis (30/1/2020) sore. Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi didaulat hadir dalam peresmian, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Suryanto.
“Mangrove terkenal sebagai tumbuhan yang cocok dan diperlukan untuk menjaga ekosistem lingkungan pantai,” kata Mulyono usai peresmian.
Rumah pembibitan salah satu metode dalam rangka memperbanyak bahan tanaman. Metode dan teknik pengurusan pembibitan yang baik akan menghasilkan bibit yang subur dengan pertumbuhan yang lebih cepat setelah dipindahkan ke lahan tanam. Sedangkan rumah kaca berisi tanaman yang dibudidaya dan sarana penting untuk mendukung penelitian dan melakukan berbagai percobaan tanaman. Adapun rumah pembibitan yang dibangun seluas 48 meter persegi dengan daya tampung hingga 4 ribu bibit mangrove. Fasilitas tersebut diharapkan dapat menjadi pusat rehabiitasi, edukasi, serta pengembangan ekosistem mangrove di Kota Balikpapan. Rumah bibit tersebut diharapkan dapat menjadi laboratorium yang digunakan sebagai tempat praktis budidaya berbagai macam jenis mangrove sehingga mampu menghasilkan bibit kualitas baik. Pemanfaatan dan pengelolaan rumah bibit akan dilaksanakan oleh kelompok tani tepian manunggal abadi, serta akan dilakukan monitoring selama dua tahun oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Jadi sedang dilakukan penelitian oleh LPPM IPB yakni mencoba menanam mangrove di berbagai kontaminasi tanah untuk mengetahui berapa maksimumnya. Hasilnya akan diaplikasikan di lapangan,” serunya.

Dalam kesempatan yang sama, Rizal Effendi mengatakan keikutsertaan Pertamina merawat alam bagian dari kewajiban pasca kebocoran pipa minyak di perairan Balikpapan 30 Maret 2018 lalu. “Salah satu yang rusak akibat peristiwa tersebut adalah hutan mangrove karena letaknya di pinggir pantai, sepanjang teluk Balikpapan,” jelasnya.
Saat ini juga tengah dilakukan penelitian untuk menakar potensi tumbuh kembang di sepanjang pantai yang terkena pencemaran. Harapannya, mangrove dapat pulih kembali.
“Pemerintah Kota Balikpapan mengucapkan terimakasih karena Pertamina menjalankan kewajibannya. Karena ini juga berdekatan dengan pusat pendidikan SMA Negeri 8, mudah-mudahan fasilitas ini sekaligus menjadi bagian dari pendidikan, penelitian dan pelatihan,” paparnya.
Di sisi lain, Rizal juga berharap, Pertamina turut menyerap olahan mangrove yang dikembangkan warga sekitar. (*)
