




KOTAKU, BALIKPAPAN-Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alam dan keberagaman budayanya, membutuhkan sosok pemimpin yang dianggap sesuai dengan dinamika dan kebutuhan wilayah.
Rudi Mas’ud dengan gaya kepemimpinan inklusifnya, telah menjadi pilihan yang tepat untuk memimpin Kaltim menuju masa depan yang berkelanjutan.

Gaya kepemimpinan inklusif bukanlah sekadar retorika, melainkan prinsip yang terbukti menghasilkan hal positif dalam banyak lingkungan.
Di tengah tantangan yang kompleks dan beragam di Kaltim, inklusif dalam kepemimpinan menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap suara didengar, setiap kebutuhan dipertimbangkan, dan setiap potensi dikembangkan.
Sehingga masyarakat makin dihargai dan didengar oleh pemerintah.
“Kepemimpinan yang inklusif mengarah kepada keputusan yang lebih baik, karena berbagai perspektif dipertimbangkan,” terang Rudy Mas’ud dalam sebuah kesempatan, Senin (29/4/2024).
Salah satu aspek utama dari kepemimpinan inklusif Rudy Mas’ud yakni pemberdayaan masyarakat lokal. Terlebih Kaltim memiliki beragam kelompok etnis, budaya, dan ekonomi, dan melalui pendekatan inklusif.
Rudy Mas’ud memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam proses pembangunan. Dengan memberikan ruang bagi partisipasi aktif dari semua stakeholder, termasuk masyarakat adat, pelaku usaha kecil dan pemuda.
“Kaltim dapat menggali potensi penuhnya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” imbuh wakil rakyat Kaltim di DPR RI ini.
Dia juga menerapkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahannya. Dengan membuka akses informasi dan memastikan bahwa keputusan penting diambil secara terbuka.
Lebih lanjut dia juga ingin menciptakan lingkungan kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat untuk dapat tumbuh. Untuk memperkuat ikatan antara pemerintah dan rakyat.
Serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Namun, kepemimpinan inklusif Rudi Mas’ud juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar yakni memastikan bahwa kepentingan semua pihak diwakili dengan adil dan seimbang.
“Dalam konteks Kaltim yang heterogen, perbedaan pendapat dan kepentingan seringkali muncul, dan tugas seorang pemimpin yakni menciptakan ruang bagi dialog dan kompromi yang memperkuat persatuan dan kesatuan.
Di Kaltim ini, keberagaman dihargai, partisipasi publik dijunjung tinggi, dan pembangunan dilakukan secara berkelanjutan,” tambahnya.
Selain itu, dengan rencana pembangunan kereta api cepat di Kalimantan yang menghubungkan Serawak, Malaysia dan Brunei Darussalam bagian utara Pulau Kalimantan, Kaltim akan semakin terhubung dengan negara tetangga.
“Tentunya peluang itu memperkuat sinergi regional dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi,” sebutnya.
Terlebih lagi dengan kesiapan infrastruktur konektivitas Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menurut Rudy Mas’ud, akan memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan proyek tersebut.
“Saya yakin Kaltim akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan,” pungkasnya. (*)
