
“Mereka rata-rata pekerja non formal, penjual salome yang biasa berjualan di sekolah dan saat ini sekolah libur, otomatis tidak jualan,” ujarnya. Hal lain yang membuatnya tidak bisa berjualan karena mengikuti anjuran pemerintah untuk diam di rumah sehingga dianggap laik memperoleh bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Kota. “Terus mengupayakan, karena kami melihat secara nyata keadaannya, yang laik menerima masyarakat yang terdampak seperti mereka pekerja non formal,” paparnya. Ia berharap Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Sosial lebih jeli mendata warga yang membutuhkan. Termasuk menetapkan kriteria warga yang laik menerima bantuan melalui program jaring pengaman sosial.
Selain perkara bantuan, pendidikan utamanya penerimaan peserta didik baru, merupakan aspirasi terbanyak kedua yang disampaikan warga di daerah pemilihannya. Hanya saja hingga saat ini, belum ada petunjuk teknis.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Jamu dan Salome Mantingan Darwanto mengatakan ia beserta rekannya merupakan golongan masyarakat terdampak wabah Corona. “Biasanya kami berjualan di sekolah-sekolah karena libur otomatis tidak punya penghasilan. Apalagi kami juga mengikuti anjuran pemerintah untuk diam di rumah,” lugas. Dikatakannya, komunitas yang dipimpinnya terbentuk sejak 10 tahun lalu. Hingga kini, lebih dari 100 pelaku usaha, tergabung sebagai anggota. (*)
