
KOTAKU, BALIKPAPAN-Masyarakat dari empat RT yakni RT 18, 19, 69, dan 60 Jalan Prona III, Balikpapan Selatan, tak ingin menyia-nyiakan momentum saat anggota DPRD Balikpapan Pantun Gultom menggelar reses.
Ya, Pantun Gultom menyapa konstituennya itu untuk menyerap aspirasi warga sekitar dalam agenda reses masa sidang II tahun 2023 yang berlangsung di RT 69 Jalan Prona III, Jumat (9/6/2023).
Beragam aspirasi disampaikan masyarakat yang hadir dalam kesempatan itu. Mulai dari masalah jalan, air, pendidikan, BPJS hingga kesulitan warga mendapatkan elpiji 3 Kilogram (Kg).
Satu demi satu aspirasi warga pun diulas. Terkait jalan, menurut Gultom, sudah menjadi persoalan yang umum terjadi. Hal itu pun bisa dilihat pada kondisi jalan, tak jauh dari tenda berkelir merah yang menjadi lokasi reses tersebut.
“Walaupun umum tapi bisa dilihat sendiri kan, itu jalannya masih tanah, memang sangat prihatin lah,” tegasnya.
Sontak hal itu, kata Gultom menjadi tanggung jawab moralnya sebagai legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan Selatan, agar masyarakat bisa mendapatkan fasilitas jalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Nanti kami perjuangkan melalui dana aspirasi saya,” ungkapnya.
Dari beberapa aspirasi yang disampaikan warga, kata Gultom, ada dua hal yang sulit dipecahkan dalam waktu dekat. Yakni masalah air dan keluhan terkait elpiji 3 Kg yang dinilai warga langka dan mahal.
Gultom mengungkapkan, sejak awal mendiami lokasi itu, warga Prona III hanya berharap fasilitas air dari Water Treatment Plant (WTP) dan belum tersentuh layanan PDAM, yang sekarang berganti nama menjadi Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB).
Seperti sudah paham betul apa yang akan dihadapinya dalam reses itu, Gultom pun menghadirkan perwakilan dari PTMB untuk mendengarkan langsung keluhan masyarakat Jalan Prona.
“Ini (masalah air) yang sangat sulit. Tadi permasalahannya sudah dijelaskan dari PTMB. Selain debit air yang belum memenuhi, juga belum adanya pipa induk,” jelasnya.
Lantas kata dia, solusinya hanya menunggu Embung Aji Raden yang tengah diupayakan pemerintah.
Embung Aji Raden yang terletak di Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur, memiliki kapasitas 100 liter per detik yang akan terintegrasi dengan SPAM Teritip di Kecamatan Balikpapan Timur. Hanya saja, Embung Aji Raden belum dioperasikan karena masih proses pembebasan lahan.
“Sebenarnya kami tidak nyaman karena belum menemukan solusinya konkret, tapi mau diapa karena situasinya memang seperti itu,” ungkapnya.
Lanjutnya, terkait elpiji 3 Kg yang dinilai warga langka dan mahal, tidak hanya terjadi di kawasan tersebut. Memecahkan persoalan itu juga terkendala, mengingat Pertamina bukanlah mitranya.
“Sebagaimana yang kami sampaikan, mengingat Pertamina bukan bagian dari mitra kami, jadi sulit untuk mencari solusi dari kendala yang dihadapi sehingga langka di lapangan,” tuturnya.
Menurutnya, Komisi II DPRD kerap memanggil pihak Pertamina untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP). Namun yang hadir justru di luar dari yang diharapkan.
“Contohnya begini, masalah elpiji langka tapi yang datang malah HRD (Human Resource Development atau departemen sumber daya manusia), kan gak ada hubungannya,” keluhnya.
Maka salah satu solusi yang diharapkannya yakni jaringan gas atau jargas. Kendati demikian, hal ini juga masih menunggu waktu untuk sampai di kawasan tersebut.
“Dan ini tentu juga harus ada pipa induknya, sama seperti PTMB tadi. Sedangkan PTMB saja sudah lama, tapi masih belum ada pipa induknya di sini,” pungkasnya. (*)
