Metro

Sampah Bisa Jadi Rupiah, Simak Caranya

Memang tidak gampang menggerakkan masyarakat, supaya sadar untuk menjaga lingkungan. Namun target kebijakan strategi nasional tahun 2020 yakni 20 persen secara keseluruhan sudah tercapai di Kota Balikpapan dengan hasil capai 22 persen pengurangan sampah yang dikelola oleh masyarakat.

“Kami terus sosialiasi melalui komunitas bagaimana cara mengelola sampah. Khusus gang kecil DLH menggunakan roda tiga untuk menjemput sampah agar meminimalisir sampah,” paparnya.

Ditambahkan Nurlena, saat ini di Balikpapan telah dilengkapi bank sampah digital. Hanya dengan menelpon, sampah akan diambil langsung dan melayani seluruh Balikpapan. Adapun konsep yang diberikan pun beragam sesuai dengan nasabah. “Kami belum menyosialisasikan secara maksimal karena saat berdiri tahun 2019 akhir kemudian muncul pandemi,” ulasnya kemudian.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bank Sampah Kota Hijau Wilayah Selatan Abdul Rahman mengimbau warga untuk memilah sampah. Utamanya yang bersumber dari rumah tangga. Dari sekarang bangun kesadaran bahwa ada ancaman dan bahaya perubahan iklim itu. “Jadi sampah yang sudah dipilah memiliki nilai ekonomis, bisa dimanfaatkan (dijual) di bank sampah, (hasilnya) bisa digunakan sebagai bayar angsuran, membeli sembako dan Tabungan Emas Pegadaian.

Kalau tidak mau dibawa ke bank sampah silahkan didonasikan kepada orang yang mau menerima sampah untuk dipilah. Sehingga saat sampah dibuang di TPS bisa langsung diambil oleh pemulung,” jelasnya.

Tercatat, sudah ada 125 nasabah Bank Sampah Kota Hijau yang sudah memiliki tabungan sampah dari 315 jumlah anggota. Caranya, membawa sampah yang sudah dipilah dari rumah supaya mempunyai nilai ekonomis. Tentunya, nilai dari sampah pun tergantung jenis dan kualitas sampah.

Bank Sampah Kota Hijau yang berdiri sejak tahun 2012 ini telah bekerja sama dengan pemerintah maupun perusahaan swasta di Kota Balikpapan. Bahkan, ada nasabah yang rela membayar ojek online untuk membuang sampah. Sehingga, dapat mengurangi timbunan sampah di TPA Manggar.

Berdasarkan pantauan kotaku.co.id, ECO Enzyme menggandeng sekolah yang berstatus Adiwiayata untuk bisa memanfaatkan sampah organik dengan melakukan fermentasi selama tiga bulan. (*)

Pages: 1 2

To Top