
KOTAKU, BALIKPAPAN-PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Regional VI Kalimantan menutup secara resmi penyelenggaraan Borneo Innovation Festival (Born In Fest) 11-12 November yang digelar di kantor regional Jalan MT Haryono. Penutupan dilakukan oleh Senior Manager Human Capital Muhammad Arief Widhiyanto, Selasa (12/11/2019).
“Berkat sinergi semua pihak acara pun berjalan lancar,” katanya saat memberi sambutan penutup.
Telkom Born In Fest sebuah ajang yang dirancang khusus untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi baru yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas. Berbagai kegiatan yang digelar meliputi diskusi dunia digital, Pitching Competition, Design Sprint Training, bazar produk lokal oleh UKM binaan dan aneka kuliner.

Ya, inovasi digital penting untuk dipacu guna meningkatkan daya saing daerah. Dengan terus berinovasi diharapkan akan lahir produk-produk baru yang lebih efisien dan bermanfaat. Di sisi lain, Born In Fest memungkinkan munculnya enterpreneur baru yang akan ikut memajukan ekonomi daerah. Apalagi enterpreneurship salah satu jalan keluar membangun kemandirian ekonomi.
“Harapan kami setelah menimba ilmu dalam kegiatan ini, peserta jangan berhenti untuk latihan, cari inovasi baru,” gebunya.
Menyadari betul pentingnya ajang tersebut, ia pun memastikan tahun depan akan kembali menggelar kegiatan serupa untuk menelurkan lebih banyak lagi para kreator.
Ketua panitia Anita Rahmawati juga mengharapkan hal yang sama. “Kegiatan seperti ini bisa digelar kembali dan pengennya dibuat lebih segmented,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama perwakilan peserta Samuel Govery mengatakan, Born In Fest kaya manfaat. Tidak hanya berguna bagi masyarakat Kota Balikpapan tapi seluruh Indonesia. “Kami berharap acara seperti ini lebih sering digelar karena dampak positif cukup besar dan anak muda membutuhkan wadah berkreasi,” serunya.
Secara akurasi ia mengatakan, pentingnya kerja sama tim dan kemampuan menganalisis permasalahan sekitar merupakan bekal ilmu yang didapat selama mengikuti kegiatan dua hari berturut-turut. “Karena inovasi terkadang datang dari masalah kecil di sekitar,” tutur mahasiswa Institute Teknologi Kalimantan (ITK) ini. (run)
