KOTAKU, BALIKPAPAN-Ketua Komisi I DPRD Balikpapan Danang Eko Susanto, menyoroti jumlah personel Satpol PP jauh dari cukup untuk menertibkan pedagang kaki lima, menindak bangunan liar, hingga mengamankan aset daerah. Bahkan untuk menjangkau seluruh wilayah Kota Minyak, julukan Kota Balikpapan.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), di ruang Komisi I DPRD Balikpapan, Senin (3/2/2025).
“Satpol PP memegang peran besar dalam penegakan Perda dan menjaga ketertiban. Tapi kalau jumlahnya terlalu sedikit, wajar kalau tugasnya tidak optimal,” ujar Danang.
Rupanya, permasalahan kekurangan personel Satpol PP ini bukan hal baru. Setiap tahun, kebutuhan tenaga tambahan selalu muncul, tapi hingga kini belum ada solusi konkret. DPRD pun menilai bahwa situasi ini tidak bisa terus dibiarkan karena bakal berdampak langsung dengan masyarakat.
Karenanya, Komisi I DPRD meminta BKPSDM untuk segera mengevaluasi kebutuhan personel dan mendorong penambahan kuota dalam rekrutmen ASN maupun tenaga kontrak daerah.
DPRD menegaskan bahwa peningkatan jumlah personel bukan hanya kebutuhan, tapi juga urgensi. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan pelanggaran Perda semakin marak dan kinerja Satpol PP di lapangan makin berat.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Purnomo menjelaskan bahwa, kendala utama dalam penambahan personel tak lain karene terbatasnya anggaran. Belum lagi regulasi terkait pengangkatan pegawai. Meski begitu, akan tetap dicari solusi agar kebutuhan tenaga Satpol PP bisa terpenuhi.
Tentunya dengan beberapa pertimbangan yakni rekrutmen bertahap menyesuaikan anggaran. Solusi lainnya yakni peningkatan pelatihan, agar personel bisa bekerja lebih maksimal. Dengan kata lain, mengoptimalkan personel sambil menunggu keputusan mengenai penambahan.
Melalui RDP ini, diharapkan ada langkah nyata untuk mengatasi keterbatasan personel Satpol PP. Penegakan aturan dan ketertiban kota mengandalkan Satpol PP. Tanpa dukungan SDM yang memadai, semua kebijakan di atas kertas akan sulit direalisasikan di lapangan. (*)
