
Setelah pendaftaran ditutup, tahap selanjutnya adalah babak kualifikasi yang akan diselenggarakan 26 Agustus-5 September 2021. Khusus untuk eFootball PES 2021 akan dibagi menjadi 6 Grup. Rinciannya Group A terdiri DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur. Group B terdiri Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara. Group C terdiri Sulawesi Utara. Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggarara. Group D meliputi Kepulauan Bangka Belitung, Banten. Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat. Papua Barat. Group E meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan. Riau, Jambi. Dan Group F terdiri Kepulauan Riau. Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bengkulu, Lampung.
Babak kualifikasi provinsi bersifat terbuka dan digelar secara virtual. Pada babak ini, akan dicari seorang atlet atau tim terbaik dari masing-masing kategori. “Jadi, nanti akan didapat 34 perwakilan tim dari masing-masing cabang gim,” kata Frengky. Atlet atau tim terbaik ditiap provinsi inilah yang nanti akan bertanding di ajang Pra-PON yang akan dilangsungkan pada 7-14 September 2021.
Babak Pra-PON akan mempertemukan peserta dari 33 provinsi secara acak dan dilakukan secara daring. Para atlet akan memperebutkan 11 tim terbaik Free Fire, lima tim terbaik Mobile Legends dan lima orang terbaik eFootball PES 2021.
“Semua atlet dan tim terbaik itu akan diterbangkan ke Papua untuk mengikuti babak final PON XX Papua 2021, 22 hingga 26 September 2021. Di babak final mereka akan bertanding memperebutkan gelar juara masing-masing gim,” tambah Frengky. Sebagai tambahan informasi, khusus perwakilan provinsi Papua tidak mengikuti Pra-PON karena otomatis lolos ke babak final sebagai tuan rumah.
Lebih lanjut Frengky menerangkan, dalam gelaran Eksibisi Esports PON XX Papua 2021, PBESI bekerja sama dengan masing-masing game publisher. “Kami saling bahu membahu untuk mengadakan eksibisi esports ini dengan meriah agar menjadi tonggak sejarah esports eksibisi pertama kali dipertandingkan di PON,” kata Frengky.
Terkait pendanaan, lanjut dia, penyelenggaran gim dalam Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 dilakukan secara swadaya dari masing-masing game publisher. Sehingga setiap game publisher bertanggung jawab terhadap produknya masing-masing. “Masing-masing game publisher mendanai dan bertanggung jawab terhadap gim yang dipertandingkan, sementara PBESI sebagai regulator dan federasi esports resmi di bawah pemerintah Indonesia bertanggung jawab terhadap keseluruhan rangkaian acara eksibisi esports PON ini,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa PBESI selalu membuka ruang terhadap semua gim esports yang ingin berkontribusi bagi bangsa dalam eksibisi esports dan mengembangkan ekosistem esports di tanah air.
“Jadi jika ada gim tidak bisa ikut ke Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 itu pasti atas kehendak game publisher masing-masing dan bukan kehendak PBESI. Sebab PBESI tidak pernah melarang game publisher ikut bersama-sama dalam Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 ini,” tutupnya. (*)
