KOTAKU, BALIKPAPAN-Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Balikpapan melakukan audiensi dengan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Senin (2/12/2024). Kegiatan ini berlangsung di Balai Kota Balikpapan.
Kepala KPw BI Balikpapan Robi Ariadi dan tim rombongan diterima langsung oleh orang nomor satu di Kota Beriman tersebut. Kedua pihak membahas upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Balikpapan.
Salah satunya dengan menjaga kolaborasi yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkkot) Balikpapan.
“Terutama bagaimana ekonomi bisa tumbuh lebih cepat, pengembangan sumber daya manusia karena kebutuhan akan meningkat hingga kondisi UMKM,” kata Rahmad Mas’ud.
Termasuk membicarakan industri pelayaran dan alat berat masih tumbuh di Kota Minyak. Dia mengatakan, ada tiga hal poin penting yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi Balikpapan tahun 2025.
Pertama, mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar 8 persen. “Kemudian menjaga stabilitas harga dan suasana kondusif untuk iklim investasi,” sebutnya.
Dia menambahkan, Pemkot Balikpapan siap bersinergi dengan Bank Indonesia untuk mencapai target-target tersebut.
Sementara itu, Kepala KPw BI Balikpapan Robi Ariadi menuturkan, tahun ini BI Balikpapan sudah memiliki komunikasi yang intens dengan Pemkot Balikpapan.
“Kami yakin ini bisa berlanjut lagi tahun depan dengan skala lebih besar dan berkualitas,” ujarnya.
Pihaknya mendukung untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, tahun depan, sesuai yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Semoga bisa lebih intens dan target tercapai di Balikpapan,” ujarnya. Robi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Balikpapan terpantau masih baik dengan lebih dari 5 persen. Sektor pertambangan masih menjadi penopang utama.
Namun Pemkot Balikpapan menyadari tidak bisa selalu mengandalkan sektor pertambangan. Maka rencananya memaksimalkan sektor jasa. Mengingat Balikpapan memiliki keunggulan sebagai kota meetings, incentives, conventions, and exhibitions (MICE).
“Maka penting keberadaan sumber daya manusia yang punya skill,” imbuhnya.
Selain itu, geliat ekonomi masih disumbang dari aktivitas di IKN sebagai stimulus.
Namun tantangannya, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) akan selesai tahun depan.
Pemerintah juga perlu memikirkan cara tetap bisa memberikan nilai positif. Kalau pekerja yang punya skill bertahan di Balikpapan masih bagus.
“Antisipasinya jika pekerja yang bertahan justru tidak punya skill akan menjadi masalah,” ulasnya.
BI Balikpapan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Balikpapan pada tahun depan lebih baik lagi.
Tidak menutup kemungkinan mencapai target 8 persen. “Walau memang cukup berat dan menantang. Kalau kaltim kan sekitar 7 persen. Kami tetap optimis,” sebutnya. (*)