
KOTAKU, BALIKPAPAN-Komisi IV DPRD Kota Balikpapan menyoroti pelayanan Rumah Sakit Medika Utama Manggar (MUM).
Anggota Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Suriani mengungkapkan, seorang ibu hamil atau bumil dan janinnya dilaporkan meninggal dunia usai mendapat pelayanan kesehatan di RS tersebut.
Terkait itu, Komisi IV DPRD Kota Balikpapan menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) RS MUM, Jumat, (29/9/2023).
“Jadi kemarin kami sidak di (RS) Medika terkait ada pasien meninggal dunia. Ibu hamil.
Kami konfirmasi direktur, terkhusus RS Medika,” ujar Suriani, ditemui di ruang Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Kamis (5/10/2023).
Suriani menjelaskan kronologisnya. Pasien yang merupakan bumil dengan usia kandungan 8 bulan, diberikan suntikan.
“Saat pulang ke rumah, tiba-tiba kejang disertai mual, muntah setelah itu tidak bisa apa-apa,” urainya.
Lantas, RS MUM hanya menyuruh agar pihak keluarga membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kanujoso Djatiwibowo atau RSKD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Paling tidak dia (RS Medika Utama Manggar) harus jemput bola. Karena dia melihat.
Atau dia memfasilitasi bawa mobil ambulan. Ada penanganan awal atas kejadian ini.
Sekarang pihak keluarga tidak terima dengan adanya ini. Pihak keluarga sudah melaporkan kepada RS Medika,” ulasnya.
Anggota DPRD Kota Balikpapan dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) include Partai Hanura itu mengaku khawatir dengan masyarakat pesisir timur Balikpapan, yang membutuhkan penanganan medis.
Pasalnya, Suriani mengaku telah mendapat banyak informasi dan aduan pelayanan RS yang tidak sesuai harapan.
“Banyak yang salah obat, salah suntik, itu sudah banyak kejadian.
Paling tidak RS Medika ini harus memperbaiki pelayanannya.
Di situ fasilitasnya juga (jadi sorotan), pelayanannya juga dilaporkan tidak ramah,” tegasnya.
Selain itu, Suriani juga telah mendapat informasi bahwa dokter yang bersangkutan juga pernah terlibat kasus serupa di Manado, sekira tahun 2013 lalu.
“Ini terulang lagi di sini. Pastinya dokter yang seperti itu tidak usah difasilitasi.
Atau tidak usah dibukakan (diizinkan) lagi membuka praktik. Karena sudah ada kejadian kasus tahun 2013 itu kejadiannya serupa (di Manado),” ucapnya.
Suriani juga mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan segera membangun rumah sakit yang representatif di Balikpapan Timur untuk mengantisipasi kejadian seperti itu.
Ia menyebut sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan untuk menindak lanjuti kejadian ini.
Terpisah, Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, perwakilan DKK turut mendampingi sidak Komisi IV DPRD Kota Balikpapan di RS MUM.
Ia menjelaskan, saat ini DKK meminta manajemen RS MUM mengadakan audit maternal perinatal secara internal.
Lalu hasilnya dikirim ke DKK untuk dibahas dalam audit maternal perinatal tingkat kota.
“Setiap kematian ibu maupun bayi ada proses auditnya.
Bukan untuk menghakimi. Dan ini untuk perbaikan mutu pelayanan.
Hasil audit berbentuk rekomendasi perbaikan mutu layanan,” jelasnya saat dihubungi melalui pesan WhatApps, Kamis (5/10/2023). (*)
