
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Balikpapan mencatat bahwa minat baca masyarakat masih tergolong rendah berdasarkan survei internal yang dilakukan.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca belum menjadi budaya yang kuat di tengah masyarakat.
Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Balikpapan Elvin Junaidi dijumpai saat pembukaan Safari Ramadan 1446 Hijriah di Rumah Jabatan Wali Kota Balikpapan, Selasa (4/3/2025) malam.
“Kalau berdasarkan survei, minat bacanya masih dalam kategori sedang, bahkan cenderung rendah. Ini tentu bukan kabar yang menggembirakan,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama agar kesadaran membaca dapat terus ditingkatkan.
“Kami harus jujur dengan data ini. Tidak bisa hanya menampilkan angka-angka yang bagus, tapi realitanya tidak demikian. Dengan adanya data ini, kami harap masyarakat, terutama orang tua, bisa lebih peduli untuk menumbuhkan kebiasaan membaca untuk anak-anak mereka,” tambahnya.
Sebagai bentuk upaya meningkatkan literasi sejak dini, perpustakaan telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), guna mengenalkan budaya membaca kepada anak-anak sejak usia dini.
“Kami punya program untuk anak-anak PAUD yang datang secara terjadwal. Setiap hari ada kunjungan, bahkan dalam satu hari bisa mencapai 700 anak,” jelas Elvin.
Meskipun program ini berjalan baik untuk tingkat PAUD, tantangan terbesar justru berada untuk kelompok usia remaja, khususnya pelajar.
“Anak-anak PAUD bisa dimobilisasi untuk datang ke perpustakaan. Namun, tantangan terbesar ada tingkat SMA. Ini yang sedang dicari cara agar mereka juga tertarik,” ujarnya.
Untuk menjangkau lebih banyak pembaca, terutama kalangan muda, perpustakaan juga terus meningkatkan layanan digital.
“Dengan adanya perpustakaan digital, harapannya bisa menarik lebih banyak anak muda untuk membaca. Karena mereka lebih akrab dengan teknologi, jadi kami sesuaikan dengan pola kebiasaan mereka,” tutur Elvin.
Layanan digital ini memungkinkan masyarakat mengakses buku tanpa harus datang langsung ke perpustakaan, sehingga membaca bisa menjadi lebih fleksibel dan sesuai dengan gaya hidup generasi muda.
Dengan berbagai program yang dijalankan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Balikpapan berharap kesadaran literasi masyarakat semakin meningkat.
“Tentu ini bukan pekerjaan mudah, tapi kami harus terus berusaha. Jika sejak dini anak-anak sudah terbiasa membaca, selanjutnya akan tumbuh menjadi generasi yang lebih cerdas dan berwawasan luas,” pungkasnya.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun budaya literasi yang lebih kuat di Kota Balikpapan, menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat, serta menciptakan generasi muda yang lebih gemar membaca dan haus akan ilmu pengetahuan. (*)
