Metro

Temuan Pemkot Balikpapan saat Sidak Ritel Modern

KOTAKU, BALIKPAPAN-Memasuki pertangan Ramadan, Pemerintah Kota (Pemkot) serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Balikpapan kembali menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak).

Jika sebelumnya sidak digelar di Pasar Ramadan kali ini sidak menyasar pasar tradisional dan pasar modern. Adapun untuk pasar tradisional rombongan yang dipimpin oleh Sekertariat Daerah (Sekda) Kota Balikpapan Muhaimin menuju pasar Pandan Sari.

Untuk memastikan hasil sidak di pasar yang terletak di kawasan Balikpapan Barat ini Muhaimin berbincang dengan para pedagang sembilan bahan pokok (Sembako) guna memastikan ketersediaan stok menjelang Idulfitri, mengingat permintaan juga tentu semakin tinggi dan bisa berimbas kenaikan harga.

Namun, kata dia sudah menjadi sebuah kewajaran jika menjelang Idulfitri permintaan barang tinggi sehingga memiliki efek domino seperti berkurangnya pasokan sehingga menjadikan harga juga menjerit.

“Maka, kami menegaskan perlu intervensi dari pemerintah agar dapat menekan harga, salah satunya dengan menggelar pasar murah dan bazar,” ujarnya di sela kunjungannya, Kamis (6/4/2023) siang.

Namun apa yang dikhawatirkan itu tidak terjadi. Harga di Pasar Pandansari rata-rata normal, seperti contohnya beras premium per Kilogram (Kg) antara Rp 13 ribu hingga Rp15 ribu.

“Untuk ketersediaan pangan mencukupi dan dipastikan aman sampai tiga bulan,” tambahnya.

Setelah Pasar Pandan Sari, rombongan beralih menuju ke pasar modern tepatnya di Hypermart yang terletak di Mal Plaza Balikpapan.

Dengan teliti Muhaimin beserta rombongan melakukan pemeriksaan masa kedaluwarsa barang yang dijual di ritel itu, terkhusus lagi untuk bingkisan Lebaran atau yang lebih dikenal dengan istilah parsel.

Seusai sidak itu, Muhaimin mengaku ada beberapa hal yang menjadi perhatian. Seperti parcel.

“Berdasarkan hasil pengecekan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Balikpapan, terdapat ketidaksesuaian antara daftar di belakang parsel dengan isi yang ada di dalamnya,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyayangkan Hypermart tidak melampirkan daftar isi dari parsel tersebut. Menurutnya hal ini perlu dilampirkan agar masyarakat mengetahui apa yang ada dalam parsel.

“Jadi yang dibeli isinya apa, bisa dikroscek juga, kemudian kalau dibawa pulang, menemukan daftar isi yang tidak sesuai harus bisa dikomplain. Baik tanggal kedaluwarsanya, jumlah dan sebagainya,” pintanya.

Selain itu, ia juga menemukan produk yang nyaris kedaluwarsa. Produk itu masa berlakunya tidak sampai enam bulan.

“Segala bentuk produk makanan dan minuman setidaknya enam bulan sebelum masa kedaluwarsa habis boleh dimasukkan di parcel. Tapi lebih amannya 1 tahun sebelum kedaluwarsa,” harapnya.

Adapun produk itu merupakan produk UMKM. Muhaimin juga mengucapkan terima kasih kepada Hypermart lantaran perduli terhadap UMKM lokal Balikpapan.

Kendati demikian ia meminta kesepakatan jika didapati barang kedaluwarsa akan dimusnahkan dengan cara disaksikan bersama. “Kami harapkan kesepakatan tersebut bisa berlaku segera,” imbuhnya.

Sementara itu, Store Manager Hypermart Plaza Balikpapan Asrul Hamdi Nasution mengakui bahwa memang ada produk yang nyaris kedaluwarsa.

“Untuk item (UMKM) akhir Mei tim dari UMKM datang untuk mengirimkan barang sekaligus melakukan pengecekan barang yang mendekati kedaluwarsa,” jelasnya kepada Kotaku.co.id.

Lebih lanjut terkait temuan parsel yang terjadi perbedaan data kata dia kemungkinan akibat parsel itu baru dibuat. Kendati demikian tidak ada ditemukan yang kedaluwarsa. (*),

To Top