Metro

Tingkatkan Industri Kaltim, PLTN Bantu Pasokan Energi

Nuklir Dahlia Cokrowati Sinaga

KOTAKU, BALIKPAPAN-Kota Balikpapan membutuhkan pasokan energi lebih banyak, karena pengembangan industri semakin meningkat. Mengingat, Balikpapan sebagai pusat perekonomian Kaltim.

“Jadi nanti masyarakat Balikpapan atau Kaltim akan meningkatkan industrinya pasti perlu energi untuk itu ada wacana untuk membangun pusat listrik tenaga nuklir, maka hari ini kami sosialisasikan terkait izin pembangunan pengoperasian pusat listrik tenaga nuklir,” jelas Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir, Dahlia Cokrowati Sinaga saat ditemui di Hotel Golden Tulip, Selasa (28/9/2021).

Dahlia mengatakan, beberapa tahun lalu gubernur merencanakan pembangun Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk kebutuhan energi Kaltim dalam mengembangkan industri. “Salah satunya tujuan kenapa harus di Kota Balikpapan,” imbuhnya.

Apalagi mengingat Kaltim akan dijadikan sebagai Ibu Kota Negara (IKN), tentunya persiapan mulai dilakukan. Ia menuturkan bahwa salah satu persiapan adalah energi, khususnya listrik perlu dipersiapkan. “Pertanyaannya apakah cukup disuplai oleh listrik yang ada di sini,” ulasnya kemudian.

Lanjut Dahlia menerangkan akan membutuhkan banyak pasokan tenaga listrik yang cukup. Sehingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bakal dibangun di Kalimantan. “Supaya daerah-daerah nanti nggak boleh ada listrik mati hidup terus, apalagi ke depan sistemnya semua online. Nah sistem online ini kan perlu energi listrik, itu harus dipasok oleh PLTN,” paparnya.

Dahlia menambahkan dalam membangun PLTN tentu ada delapan aspek yang perlu dilihat di antaranya aspek seismik, hidrologi hingga kegempaan. Sedangkan, wilayah Kaltim risiko terjadinya gempa cukup kecil. Oleh karenanya, bisa dibangun PLTN.

“Secara umum Kalimantan ini gempa tidak ada, gunung merapi pun tidak ada, cuma dilihat lagi dari sisi hidrologinya apakah di situ daerah banjir atau tidak itu kami lihat lagi,” ungkapnya.

Walaupun itu daerah banjir, ia menjelaskan nanti akan dilakukan solusi rekayasa semisal dibangun wall (dinding), tapi dievaluasi lagi dari sisi delapan aspek. Jadi jika nanti dibangun, potensi bahayanya tidak terlalu besar bagi masyarakat, pekerja dan lingkungan yang ada di wilayah tersebut.

Kembali Dahlia menuturkan apabila untuk pembangunan PLTN ini mempunyai manfaat dan risiko. Selama manfaat lebih besar, maka pembangunan PLTN tetap diperbolehkan. “Manfaat harus lebih besar dari risiko. Memang nuklir itu punya risiko tapi harus diperkecil,” pungkasnya.(*)

To Top