KOTAKU, BALIKPAPAN-Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab) Kalimantan Timur (Kaltim), mendapat dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, dalam meningkatkan kontribusi difabel dalam pembangunan daerah.
Khususnya penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD), melalui diskusi rencana peningkatan kapasitas difabel lewat pelatihan, sesuai usulan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Balikpapan.
Diskusi dilaksanakan melalui pertemuan Sigab Kaltim dengan perwakilan OPD Pemkot Balikpapan, dengan tema Inventarisasi Data Program Peningkatan Keterampilan Masing-Masing OPD di Kota Balikpapan, di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Pemkot Balikpapan, Senin (15/7/2024).
Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Bappeda Litbang Kota Balikpapan Tommy Alfianto, beserta para perwakilan OPD lainnya.
Hadir pula Project Manager Sigab Kaltim Okky Noviansyah bersama Project Officer Sigab Kaltim Lily Handayani.
Okky Noviansyah mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya inventarisasi data program masing-masing OPD Pemkot Balikpapan.
Kemudian Sigab Kaltim akan membuat panduan atau mapping, terkait bentuk pelatihan apa saja yang bisa diberikan kepada penyandang disabilitas Kota Balikpapan, agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah.
“Sebelumnya kami mencoba meningkatkan kesadaran terkait Gedsi (Gender Equality, Disability and Social Inclusion, Red) untuk penyelenggara pelatihan.
Nanti kegiatannya di Hotel Gran Tiga Mustika Balikpapan, Rabu (17/7/2024),” ujar Okky Noviansyah, saat memberi sambutan.
Selanjutnya, Sigab Kaltim akan menggelar pelatihan, sesuai hasil inventarisasi data masing-masing OPD, yang akan dilaksanakan di Hotel Maxone Balikpapan, Kamis (18/7/2024).
“Jadi hari ini kami coba mapping, pelatihan apa saja yang bisa diikuti teman-teman disabilitas,” ungkapnya.
Ia menyebut, nantinya pelatihan itu tidak hanya dikhususkan bagi difabel, namun terbuka untuk masyarakat umum.
Karena Sigab Kaltim merasa perlu membuat pelatihan yang menjadi contoh untuk mendahulukan kesetaraan antara difabel dan nondifabel.
“Biar teman-teman difabel mencoba inklusi. Karena beberapa kegiatan sebelumnya kami khususkan kaum difabel semua. Dan itu bukan inklusi, malah memisahkan teman-teman difabel dari masyarakatnya,” ucapnya.
Nantinya Sigab Kaltim akan menyiapkan solusi terhadap kendala difabel agar bisa berbaur dengan masyarakat umum.
“Adapun misalnya ada kendala, seperti butuh juru bahasa isyarat untuk teman-teman tuli, nanti akan kami coba penuhi,” urainya.
Terpisah, Tommy Alfianto menyambut baik kegiatan itu.
“Kegiatan ini hanya mencoba sinkronisasi, bahwa ada kegiatan Pemkot Balikpapan, misalnya pelatihan, akan kami siapkan kursi untuk teman-teman difabel,” ujar Tommy, ditemui di sela-sela kegiatan.
Menurutnya, hal ini sangat baik sebagai sebuah perencanaan, dengan harapan memberikan hasil akhir yang baik pula.
“Ini juga dalam rangka, supaya kota ini menjadi kota inklusi. Maksudnya semua masyarakat, baik difabel maupun nondifabel punya aksesibilitas atau peluang yang sama,” ucapnya.
Menurutnya, selama ini Pemkot Balikpapan telah melaksanakan kegiatan yang melibatkan kaum disabilitas. Hanya saja, kata dia, mungkin kurang terpublikasi.
“Pemkot Balikpapan sangat mendukung kaum disabilitas.
Apa lagi dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Balikpapan, menyatakan bahwa kota ini adalah kota yang inklusif.
Berarti semua orang bisa memiliki kesempatan yang sama,” imbuhnya. (*)