Ekbis

Tutup Tahun 2019, Produksi Handling KKT Melesat

Produksi Handling peti kemas KKT tahun 2019 tumbuh menggembirakan ditopang peningkatan volume transhipment (foto:kotaku.co.id/run)

M Basir

KOTAKU, BALIKPAPAN-Operator Terminal Peti Kemas (TPK) Karingau yakni PT Kaltim Karingau Terminal (KKT) menutup tahun 2019 dengan kinerja yang diklaim positif. Itu tercermin dari produksi handling (troughput) yang meningkat 15-20 persen dari realisasi tahun 2018.

“Pertumbuhan tahun ini cukup menggembirakan,” kata Direktur Utama M Basir dijumpai di ruang kerjanya, Jalan Pulau Balang Km 13, Kamis (26/12/2019).

Secara akurasi ia menyebut, tren peningkatannya masih ditopang layanan transhipment yakni pengiriman peti kemas ke pelabuhan utama (HUB) alias pelabuhan perantara dalam hal ini TPK Kariangau yang kemudian dikirim ke tujuan lain di sejumlah daerah menggunakan kapal feeder. Yakni armada angkutan peti kemas berukuran kecil.

Ya, terbukanya konektivitas ke pelabuhan lain menggunakan kapal feeder melalui transhipment berkorelasi positif terhadap pertumbuhan volume produksi. “Dan setiap tahunnya, volume transhipment mengalami peningkatan,” serunya kemudian.

Awalnya transhipment yang dilayani hanya rute Balikpapan-Berau-Balikpapan. Belakangan semakin meluas hingga ke Palu, Biting, Toli Toli, Gorontalo, Ternate, Ambon, Banjarmasin dan Pantoloan.

Sembako merupakan muatan yang mendominasi kiriman ke daerah-daerah melalui TPK. Itu karena kapal bervolume besar dari Jakarta-Surabaya hanya singgah ke Balikpapan.

Sejalan dengan dimulainya proyek strategis nasional perluasan kilang minyak PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) V melalui Refinery Development Masterplant Program (RDMP) dan penetapan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, Basir optimis, bisnis KKT semakin kencang. Kemudahan mobilitas menyusul beroperasinya jalan tol Balikpapan-Samarinda juga diyakini memberi andil positif. Betapa tidak, tol akan menjadi alternatif kapal laut untuk melakukan bongkar muat di TPK Karingau. Selanjutnya, peti kemas dikirim melalui jalur darat ke sejumlah daerah. Seperti Samarinda.

Di sisi lain, lanjut Basir memberi gambaran, pihaknya juga tidak berhenti menelurkan inovasi agar bisnis semakin berkembang. Lebih dari itu, inovasi yang dikembangkan juga turut memberi nilai tambah tak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi masyarakat dan daerah.

“Kami rutin mengirim komoditas ekspor melalui Surabaya. Nah ada salah satu yang menarik yakni ada permintaan pisang dari Malaysia. Kebutuhannya 20 kontainer per minggu, tiap kontainer isi 12 ribu tandan, tingkat kematangannya 70 persen saat dikirim,” ulasnya kemudian. Terkait itu, Basir mengaku telah menginformasikan kepada petani pisang di sejumlah daerah. Seperti di Sulawesi Barat (Sulbar). “Tentu ini akan jadi nilai tambah bagi petani. Tidak hanya jadi konsumsi lokal tapi ekspor,” pungkasnya. (run)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top