
KOTAKU, BALIKPAPAN-Bagas Prasetyo pelajar di Balikpapan, merasa beruntung memiliki Yamaha WR 155 R.
Motor trail idamannya itu mendukung aktivitas pulang pergi ke sekolah dan berpetualang ke tempat wisata di Balikpapan.
Remaja yang duduk di bangku kelas XII SMA Patra Dharma itu, mengaku sudah menunggangi Yamaha WR 155 R sejak Oktober 2021.
“Saya pulang pergi pakai motor ini. Sudah lebih setahun pakai motor ini, sensasinya masih enak banget,” ujar Bagas, ditemui saat mengunjungi rumah kawannya di Alam Baru Somber, Balikpapan Barat, Jumat (28/7/2023).
Pemilik Yamaha WR 155 R berwarna biru itu berdomisili di Jalan Soekarno Hatta, Kilometer 6, Balikpapan Utara.
Setiap hari, Bagas menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di sekolahnya di Jalan Panorama, Mekar Sari, Balikpapan Tengah.
“Dipakai bonceng teman juga enak. Ya kalau (pengalaman) bonceng cewek saya enggak berani cerita.
Tapi buat bonceng ‘kan posisinya mepet banget, karena joknya kecil. Makanya lebih enak bonceng cewek,” katanya sembari tertawa.
Menurutnya, jarang terlihat pelajar yang pulang pergi sekolah dengan mengendarai motor trail.
Namun rupanya Bagas tidak sendiri. Lantaran, rekannya sesama pelajar di SMA Patra Dharma juga baru membeli unit Yamaha WR 155 R.
Namun temannya itu belum mengendarai Yamaha WR 155 R sebagai motor harian, karena masih mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Buat pemakaian harian, enak banget. Itu motor teman saya, dia juga beli motor yang sama,” kata Bagas, sambil menunjuk Yamaha WR 155 R milik rekannya yang berwarna hitam dengan frame hijau toska.
Bagas kemudian bercerita pengalamannya saat berpetualang ke tempat wisata Bukit Kebo.
Saat itu, Bagas menyesuaikan ban motornya untuk trabasan menggunakan ban orisinal Yamaha WR 155 R.
Dia mengaku, untuk menempuh perjalanan jauh, memerlukan tenaga ekstra.
Karena desain motor trail ini cukup tinggi dan joknya yang tipis.
“Tenaganya enak. Buat perjalanan Stop and Go, enak. Koplingnya juga tidak terlalu berat.
Waktu trabasan ke Bukit Kebo, tidak ada hambatan. Saya tinggal (posisi berkendara) berdiri, terus tinggal gas saja,” ungkapnya.
Bagas mengagumi pilihan Yamaha saat mendesain produk motor trail ini, yakni dengan mempertahankan shockbreaker depan tipe teleskopik, berukuran diameter 41 milimeter.
“Walaupun teleskopik tapi bila dibandingkan dengan kompetitor yang sudah pakai shockbreaker tipe Up Down, (ukurannya) tidak sebesar ini,” urainya.
Sekarang, motor trailnya itu sudah dimodifikasi. Di antaranya, mengganti ban depan dan belakang beserta velgnya.
“Ini sudah saya modifikasi jadi supermoto. Yang mencolok bagian ban depan dan belakang, sama ganti lampu depan menjadi daymaker,” katanya.
Ia menyebut, dengan mengganti ban orisinal Yamaha WR 155 R, maka motor ini jadi semakin tangguh menjajal jalan raya beraspal.
“Tarikannya jadi lebih enteng, dibandingkan ban bawaannya yang lebih berat,” terangnya.
Bagian lain, Bagas mempertahankan knalpot bawaan pabrik Yamaha WR 155 R, alasannya karena kurang menyukai kendaraan yang bising.
Nah, urusan perawatannya, kata dia, cukup simpel.
“Tidak terlalu ribet yang penting rutin ganti oli dan servis. Motor ini paling saya cuci saja, sudah keren lagi,” imbuhnya. (*)
