Corak

Selamat, Pelabuhan Semayang Raih Penghargaan Ramah Lingkungan

Oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

GM PT Pelindo (Persero) IV cabang Balikpapan H Iwan Sjarifuddin saat menerima penghargaan secara simbolis yang diserahkan Plt Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Agung Kuswandono (foto:kotaku.co.id/ist)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Pelabuhan Semayang dianugerahi penghargaan ramah lingkungan (Green Port) oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Penghargaan diterima oleh Generasi Manager (GM) PT Pelindo (Persero) IV cabang Balikpapan H Iwan Sjarifuddin dan diserahkan Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Agung Kuswandono di ajang Hari Nusantara yang digelar di Pantai Gondoriah, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (14/12/2019). Hal itu sejalan dengan program pemerintah menuju Green Port.

GM PT Pelindo (Persero) IV cabang Balikpapan H Iwan Sjarifuddin saat menunjukkan penghargaan yang diterimanya, di ruang kerjanya (foto:kotaku.co.id/run)

“Ini penghargaan pertama yang kami terima,” kata General Manager (GM) PT Pelindo (Persero) IV cabang Balikpapan H Iwan Sjarifuddin dijumpai di kantornya, Senin (16/12/2019). Di lingkungan Pelindo IV, tercatat ada tiga cabang yang menerima penghargaan serupa. Masing-masing Pelabuhan Makassar, Terminal Peti Kemas Makassar dan Pelabuhan Semayang Balikpapan.

Green Port merupakan suatu konsep baru dalam pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, community development dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan itu sendiri. Disebut ramah lingkungan karena menerapkan pola menghemat penggunaan bahan bakar. Adapun kriteria yang harus dipenuhi untuk menghadirkan pelabuhan yang sejalan dengan kaidah Green Port, yakni pengelolaan energi dan limbah, pengendalian pencemaran air, udara, dan sampah domestik serta pengendalian sampah bahan beracun dan berbahaya (B3), keanekaragaman hayati, dan tata guna lahan.

“Kami sudah menerapkan short connection artinya ketika kapal merapat di pelabuhan, maka tidak perlu menghidupkan mesin, bisa mengambil listrik dari pelabuhan,” imbuhnya ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/12/2019).

Dalam upaya mempertahankan gelar, pihaknya akan melakukan penambahan energi listrik sehingga tidak terlalu banyak penggunaan bahan bakar. Kemudian membangun ipal untuk limbah air khususnya di lingkungan kantornya. (run)

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top