
KOTAKU, BALIKPAPAN-Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mengenalkan gula rafinasi di Kota Balikpapan dengan menggelar ‘AGRI Ngobrol Bareng’ di Golden Tulip Balikpapan, Selasa (26/9/2023).
Agri merupakan wadah bagi para pengusaha produsen gula rafinasi di Indonesia, serta menjadi forum komunikasi, edukasi dan informasi serta promosi produk gula rafinasi yang mendukung kemajuan industri secara nasional.
Total sebanyak 25 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk jenis makanan dan minuman manis mengikuti kegiatan.
Namun untuk mendapatkan gula rafinasi ini banyak syarat karena tidak dijual bebas.
Pembelian pun oleh Koperasi untuk kemudian didistribusikan kepada anggota yang tak lain pelaku usaha.
“Untuk membeli itu kan tidak bisa ukuran kecil, langsung ukuran besar, jadi jalanya harus melalui Koperasi,” kata Direktur Eksekutif AGRI Gloria Guida Manalu di sela kegiatan.
Dia berharap melalui ajang ini, Dinas Koperasi UMKM Dan Perindustrian (DKUMKM) Balikpapan mulai mempertimbangkan hal tersebut untuk meningkatkan kualitas UMKM makan minuman di Balikpapan.
“Selama ini gula rafinasi hanya industri besar, nah kami memberikan kesempatan UMKM agar setara dengan harga yang terjangkau.
Disebutkan gula Rafinasi bagi UMKM dipercaya dapat meningkatkan kualitas produk.
“Komitmen kami ini mendukung program pemerintah dalam upaya mendorong percepatan UMKM naik kelas,” ucapnya.

Hingga saat ini, tercatat baru sembilan provinsi yang memiliki koperasi yang dapat menyalurkan gula Rafinasi kepada UMKM, di antaranya Kalimantan Selatan.
Sementara itu, Wakil Ketua I Agri Supriadi menambahkan, AGRI berperan sebagai mitra pemerintah untuk melakukan sosialisasi kebijakan dan peraturan baru.
Sekaligus berdiskusi dengan seluruh peserta tentang tantangan yang di hadapi pelaku UMKM agar bisa segera naik kelas.
Selama di Balikpapan, AGRI sudah mengunjungi enam UMKM industri Mamin.
Antara lain, Fajar Bakery, Wedang Dayak, Dapur Rabbani, Gulung Jenebora, Cake Salakilo dan Risky Sirup Banjar.
“Semuanya belum ada yang menggunakan gula rafinasi sebagai bahan baku produksi, ini tentu menjadi PR bagi kami,” katanya.
Sementara itu, Kabid DKUMKMP Balikpapan Bahrian mengatakan perkenalan gula rafinasi ini merupakan kali pertama di Balikpapan.
“Dari sini tentu kami harus melakukan sosialisasi dan pemahaman dulu kepada para UMKM terkait gula rafinasi,” tuturnya.
Menurutnya butuh waktu untuk mengubah pola pikir pelaku UMKM di Balikpapan dari gula pasir biasa menjadi gula rafinasi.
Terkait itu diperlukan dukungan semua pihak.
Sementara itu Owner Cake Salakilo Riswahyuni yang menjadi salah seorang panelis mengaku tertarik dengan gula rafinasi sebagai bahan baku.
Termasuk pembentukan koperasi untuk memudahkan pelaku UMKM memperoleh pasokan.
“Jika berhasil, semoga bisa mengakomodir kebutuhan gula khususnya gula rafinasi bagi pelaku UMKM di Balikpapan,” tutupnya. (*)
