
KOTAKU, BALIKPAPAN-Belakangan ini, media sosial di Balikpapan diramaikan dengan berbagai permasalahan terkait Cash on Delivery (COD), mulai dari isi yang tak sesuai, pelanggan yang ingin membuka paket tapi belum melakukan pembayaran bahkan hingga kiriman nyasar.
Seperti halnya yang terjadi di kawasan Graha Indah, Balikpapan Utara. Seorang kurir sempat bersitegang dengan pelanggan karena saat itu pelanggan hendak membuka barang padahal belum melakukan pembayaran. Lantas sang kurir pun menolak untuk memberikan barang tersebut dan kasus ini berakhir damai.
Hal berbeda dialami oleh Cipto, warga Jalan Sulawesi RT 47 No 6 Kelurahan Karang Rejo, Balikpapan Tengah. Dia mengaku mendapat kiriman paket yang berisikan pemutih ketiak seharga Rp6 juta. Kiriman ini sontak membuat Cipto kaget, sebab ia merasa tak pernah memesan barang seperti pemutih ketiak.
“Saya nggak merasa pesan, tiba-tiba diantar kurir ke rumah saya. Ada dua paket, satu itu isinya pemutih ketiak seharga Rp4 jutaan dan satunya lagi sama tapi harganya Rp2 jutaan. Jadi totalnya itu semua Rp6 jutaan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (1/6/2021).
Menurut pengakuanya, ia memang sedang memesan barang melalui salah situs jual beli online. Namun yang ia beli bukanlah pemutih ketiak. Ia pun sudah memberi penjelasan kepada kurir akan tetapi paket yang diantarkan memang tertulis alamat rumahnya.
“Saya kira itu barang pesanan saya, ternyata pas saya intip kok isinya pemutih ketiak, dan harga sultan pula. Jadi ya nggak ngerti juga kok di paket tertulis alamat saya,” bebernya.
Cipto pun tidak berani membuka kedua paket tersebut dan langsung memberitahu ke kurir untuk segera dibatalkan dan menganggap kiriman tersebut salah sasaran.
“Kalau saya buka malah saya yang salah, jadi saya kasih tahu kurirnya dan suruh cancel, jadi ini sudah diambil lagi sama kurirnya,” tuturnya.
Lain lagi yang dialami Dewi warga yang juga berdomisili di kawasan yang sama. Ia mengaku mendapatkan barang COD yang diantar oleh seorang kurir, padahal sebelumnya ia mengaku tak pernah melakukan pemesanan.
“Itu yang barang COD itu harganya Rp23 ribu, diantar ke toko di Balikpapan Permai (BP). Tapi karena kami merasa gak pernah pesan melalui online shop jadi bingung itu barang apa,” ucapnya.
Berhubung harganya hanya Rp23 ribu, maka pemilik toko pun membayarnya. Kotak paket tersebut juga tertempel resi pengirim “Tapi itu kaya editan,” ucapnya.
Sesaat setelahnya, paket itupun dibuka, dan ternyata isinya hanyalah permen yupi. Dijelaskannya paket itu diantar oleh kurir wanita dengan mengendarai sebuah sepeda motor merek Honda. Di sepeda motornya pun terdapat paket kiriman.
“Memang tidak seberapa sih, tapi kalau banyak yang jadi korbannya ya banyak juga dia dapat,” imbuhnya. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, ia berencana untuk melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian dengan harapan dapat menemukan pelakunya.(*)
