
KOTAKU, BALIKPAPAN-Dalam upaya mencegah kasus stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kecamatan Balikpapan Tengah, memberikan asupan gizi gratis dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak khususnya Bayi lima tahun (Balita) dan ibu-ibu menyusui.
Adapun kegiatan ini, sebagai fungsi kontrol dan tindak lanjut Kelurahan Gunung Sari Ilir guna menjembatani kegiatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), yang menyasar anak-anak dari golongan keluarga kurang mampu.
Sekretaris Lurah Gunung Sari Ilir Mieke Moniung mengatakan, bahwa terdapat enam Balita terdampak stunting di lingkungannya yang memperoleh PTM dari DP3AKB Kota Balikpapan.
Sementara pemberian asupan gizi itu dilakukan dua kali dalam sebulan dengan dicukupkan untuk dikonsumsi selama dua pekan.
Untuk metode pemberian bantuan, kata dia, disalurkan secara bergantian. Yakni dua pekan pertama diberikan daging, beras, susu dan wortel. Lalu dua minggu berikutnya, bahan makanan yang diberikan berupa telur, beras, susu dan kacang merah.
“Jadi tiap dua minggu sekali kami bersama kader-kader masyarakat membagikan dengan berbeda bahan pokok.
Supaya si penerima manfaat ini juga tidak bosan mengkonsumsi makan bergizi tersebut,” ungkap Mieke saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/10/2024).
Kendati begitu, Mieke sejatinya mendukung program dari Pemerintah Kota tersebut, namun diakuinya situasi dilematis pun terjadi dalam pembagian bantuan tersebut. Yaitu fakta di lapangan yang tidak berbanding lurus dengan harapan.
Disebabkan, tidak hanya anak yang mengkonsumsi bantuan itu, namun seluruh keluarga dalam rumah juga ikut menikmati sembako yang disalurkan.
“Karena tidak mungkin hanya si anak yang mengkonsumsi makanan-makanan tersebut. Tentu, keluarga yang lain ikut memakan. Jadi bisa saja bantuan tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup satu hari,” ucap Mieke.
Mieke berharap ada gebrakan untuk memberdayakan masyarakat tak mampu agar diakomodir dalam mencari pekerjaan.
“Kan ada program padat karya, kenapa kepala keluarganya tidak diikutkan dalam program itu. Dan istri boleh dilibatkan oleh perusahaan-perusahaan katering. Jadi difasilitasi lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya,” tutupnya. (*)
