
Sementara itu Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Rudi Satwiko menegaskan sejak tahun 2015, pihaknya terus mendorong peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, pemerintah daerah dan juga perekonomian nasional.
“SKK Migas terus berkomitmen agar TKDN sektor hulu migas nasional terus meningkat. Dan sangat nyata bahwa program pembinaan dan penilaian telah melahirkan banyak industri-industri pabrikan yang berhasil mensubstitusi produk-produk impor,” tegas Rudi.
Dia menjelaskan, SKK Migas berhasil meningkatkan realiasi TKDN barang dan jasa industri hulu migas sebesar 63 persen, Mei 2022. Meskipun pemerintah hanya menetapkan target 57 persen tahun 2022. Nilai perkiraan pengadaan barang dan jasa sebesar 5.200 juta dolar AS atau setara dengan Rp75 triliun, jika komitmen TKDN 2022 bisa direalisasikan maka diperkirakan sekitar Rp45 triliun pengadaan barang dan jasa akan dinikmati oleh industri nasional.
Industri hulu, masih menurut Rudi, dapat menggerakan sektor industri lain baik UMKM maupun koperasi dan menciptakan nilai tambah serta penerimaan negara yang lebih besar. Munculnya industri lain dan meningkatkan TKDN tak lepas dari peran aktif SKK Migas dalam menjembatani KKKS dan industri jasa penunjang.
Dalam Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional wilayah Kalsul, turut hadir Gubernur Kaltim H Isran Noor. Ia mengatakan industri hulu migas di Kaltim telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian masyarakat. Bontang misalnya, yang dulu hanya didominasi oleh rawa, kini tumbuh pesat menjadi salah satu tujuan wisata. Dan juga banyak masyarakat sekitar yang tumbuh maju melalui usaha-usaha binaan di bawah SKK Migas dan KKKS sehingga menggerakkan roda perekonomian daerah.
“Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh industri hulu migas sangat membantu Pemerintah Provinsi Kaltim dalam membangun daerah dan memajukan masyakat sekitar kami,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul Azhari Idris, mengatakan produksi gas Kalsul memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari produksi nasional. Jumlah tersebut dipastikan terus bertambah seiring dengan adanya sejumlah penemuan cadangan baru di kedua wilayah. Dengan demikian, peluang industri nasional untuk terus dapat berperan aktif dalam industri hulu migas masih besar.
