Metro Advertorial

Tabungan Emas dari Sampah! Ini Dia Inovasi Kelurahan Karang Rejo Balikpapan Tengah

Agung Budi (kanan) bersama Budi (dua kanan) menerima sampah untuk ditimbang dan dikonversi menjadi Tabungan Emas Pegadaian (kotaku.co.id/ryan)

KOTAKU, BALIKPAPAN-Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan mendukung upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengurangi volume sampah, khususnya sampah rumah tangga bernilai ekonomi.

Salah satunya menjalin kerja sama antara PT Pegadaian cabang Muara Rapak dengan Lurah Karang Rejo, dalam upaya menghadirkan Bank Sampah Permata Hati, yang beroperasi di lingkungan RT 79 Karang Rejo, Selasa (30/7/2024).

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh kedua belah pihak.

Bank Sampah Permata Hati dibentuk dalam rangka launching aksi perubahan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) angkatan II tahun 2024, yang digagas Lurah Karang Rejo Budi.

Ya, Budi merupakan seorang peserta aksi perubahan PKP angkatan II tahun 2024, yang diselenggarakan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, atau dikenal Puslatbang KDOD LAN RI Samarinda.

Kegiatan ini turut dihadiri Camat Balikpapan Tengah Agung Budi, beserta jajaran lurah seluruh Kecamatan Balikpapan Tengah.

“Ini adalah bentuk aksi perubahan saya sebagai peserta PKP angkatan II tahun 2024.

Dengan tema Sampah Menjadi Emas, melalui Bank Sampah,” ujar Budi, ditemui di sela-sela kegiatan.

Dijelaskan, tujuan pembentukan Bank Sampah Permata Hati berawal dari keprihatinan Budi, terhadap masyarakat yang rajin mengumpulkan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan, namun dengan imbalan yang minim.

“Selama ini kami melihat, setelah masyarakat memilah sampah hanya mendapatkan uang saja, jadi kami konversi (menjadi emas) bekerja sama dengan Pegadaian,” urainya.

Menurutnya, menghasilkan emas dari sampah menjadi daya tarik bagi masyarakat. Khususnya para ibu rumah tangga yang semakin terpacu untuk lebih rajin membersihkan lingkungannya.

“Warga RT 79 yang dilibatkan ada pengurusnya sendiri. Ada 25 orang pengurus yang aktif.

Untuk jangka panjangnya, ini akan bias untuk RT lainnya agar bisa menekan volume sampah.

Apalagi Kota Balikpapan sekarang merupakan kota penyangga Ibu Kota Begara (IKN) Nusantara,” urai Budi.

Dalam kesempatan itu, Camat Balikpapan Tengah Agung Budi mengapresiasi Lurah Karang Rejo Budi, karena mampu mengajak warga untuk merubah pemikiran masyarakat untuk mengelola sampah dengan lebih baik.

Sehingga perlu didukung oleh semua elemen masyarakat. Termasuk para RT, kader Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan seluruh stakeholder.

Agung Budi melanjutkan dengan membaca sambutan Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud.

“Kehadiran Bank Sampah Permata Hati merupakan langkah nyata dalam mewujudkan Kota Balikpapan sebagai kota yang bersih dan berkelanjutan.

Tidak hanya sebagai tempat penampungan sampah, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pemberdayaan masyarakat,” ucap Agung Budi.

Disebutkan, kerja sama antara Pegadaian dan Kelurahan Karang Rejo makin memperkuat komitmen Pemkot Balikpapan untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya bernilai, karena masyarakat dapat mengumpulkan sampah dan mengolahnya, kemudian menjadi Tabungan Emas Pegadaian.

“Ini adalah bentuk apresiasi kepada masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung aksi perubahan, dan menjadikan Kelurahan Karang Rejo sebagai contoh bagi kelurahan lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Manager Nongadai Pegadaian cabang Muara Rapak Mardianata antusias atas terbentuknya Bank Sampah Permata Hati.

“Harapannya seluruh masyarakat Karang Rejo, beserta staf dan pegawai Kelurahan Karang Rejo bisa memiliki rekening Tabungan Emas.

Sehingga seluruh elemen masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya Bank Sampah Permata Hati, merubah sampah menjadi emas,” ujar Mardianata.

Ia optimistis pembentukan Bank Sampah Permata Hati dapat memacu kelurahan lain agar bisa segera membentuk bank sampahnya sendiri.

“Supaya masyarakat luas bisa merasakan manfaat investasi sampah menjadi emas,” pungkasnya. (*)

To Top